Begini Nasib Bangunan Istana Kantor Kerajaan di Pulau Penyengat, Kondisinya Memprihatinkan

Foto:Bangunan Istana Kantor Kerajaan di Pulau Penyengat

LIPUTAN I Tanjung Pinang


Harianteks.com , TANJUNG PINANG – Sebuah bangunan peninggalan sejarah yang bernamakan Istana Kerajaan Kantor, kondisi fisik nya telah usang dimakan waktu. Bangunan berupa situs cagar budaya tersebut terletak di Kp.Ladi, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjung Pinang Kota, Propinsi Kepri.

Desas – desus Keberadaan dari salah satu bangunan peninggalan sejarah pada masa pemerintahan Raja Haji Fisabilillah yang berada di pulau penyengat itu. hingga kini perawatan nya enggan di jamah oleh pemerintah.

Di sekeliling bangunan tua itu, telah terselimutkan ilalang berupa rumput liar yang tingginya hampir satu meter. untuk penerangan lampu tak menyala, tinggal tumpuan tiang tampak berdiri yang kabar nya bekas bantuan dari pemerintah di waktu itu.

Diketahui, ukuran bangunan itu sekitar 110 m2 dan selesai di bangun pada Tahun 1855. Dimana Luas seluruh bagiannya adalah 1 hektare dengan dikelilingi pembatas tembok yang mempunyai tiga pintu masuk. Berjarak 150 meter, di bagian barat daya bangunan ini juga berdekatan dengan Masjid Pulau Penyengat.

“Pemerintah seharusnya melestarikan dan merawat nya. karena itu merupakan situs cagar budaya nasional yang harus di perjuangkan,” ujar seorang warga pulau ini, yang identitas nya tidak ingin di publikasikaan.

Bukan saja prihatin terkait kondisi bangunan tersebut, Ia juga mempertanyakan Terkait dana anggaran pemeliharaan serta perawatan di setiap situs peninggalan yang ada di pulau itu.

“Istana kantor ini kan dahulu nya digunakan sebagai kegiatan tentang pemerintahan kerajaan pada jaman itu. pusat nya ya ini.sekarang hanya nampak dapur belakang nya saja.depan tak ada lagi.Rumput saja sudah tinggi hingga naik sampai ke pagar tembok. kalau tak ada perawatan,,kan sayang pulau ini sudah di kenal para mancanegara tempat ini, ” katanya kepada wartawan, Sabtu (05/11/2022).

“Terlihat kondisi bangunan tersebut, sekarang sudah di kelilingi rumput liar setinggi satu meter. Ditambah warna dinding bangunan yang pelapis cat warna nya telah luntur dan kusam. Dahulu nya tempat tersebut ramai di kunjungi wisatawan dari luar pulau untuk berfose. namun kini moment tersebut tinggal kenangan,” sambungnya.

Informasi dari warga juga, dahulu nya ada bantuan dari pemerintah yang hanya untuk pemasangan listrik sebagai penerangan.
Namun, saat ini fisiknya tak hidup menyala.

“Benar, bantuan pemerintah sebatas pemasangan listrik saja dengan aliran token. sekarang lampu nya mati. Tak ada yang bayar soalnya, kalau di suruh yang bayar, warga yang mana. Karena belum ada bentuk Sosialisasi kepada kami, berharapnya kami selalu warga agar pemerintah dapat memperhatikan cagar budaya di sini, “jelasnya.


Kondisi bagian belakang bangunan

Untuk memasuki area bangunan istana kantor itu sekarang dilarang. Pasalnya, bangunan yang memiliki umur ratusan tahun tersebut ditakutkan roboh. sisa puing bangunan yang tampak mulai dari tiang kayu nya sudah pada lapuk.Bangunan asli di bagian belakang pun sudah rata dengan tanah. namun plang dari depan ada menandakan slogan dari Disparbud.

Sebagai bentuk pesan dan moral ketika pengunjung yang ingin singgah ke pulau Penyengat, dirinya menyampaikan agar mempunyai niat yang baik dan jangan berbuat yang macam macam. Yang jelas kata dia, kalau pengunjung berniat tak baik pasti hasil nya tak baik juga.

“Pulau ini yang selalu di jaga dan menjadi basis nya para alim ulama berkumpul dalam penyebaran agama islam.tak hayal mistis disini sangat kental,” terang nya.

Menurut nya, sebelum bangunan nya lambat laun hancur atau secara perlahan hilang jejaknya dari sejarah. Pemerintah terkait cepat untuk proses perbaikan. sebaliknya kalau pemerintah sendiri enggan dalam memberikan bantuan, Ia sebagai masyarakat Kepri siap mendukung dalam bantuan.

Disamping itu, Ia menilai antara perbandingan nilai situs cagar budaya di Siak dengan Pulau Penyengat sangat jauh berbeda dalam perawatan nya.

“Memang sangat berbeda jauh antara Penyengat dan di Siak. untuk di Kerajaan Siak sangatlah terawat dan terpelihara. apalagi peninggalan barang dari Kerajaan dahulu tampak ada disana.Kenapa istana Siak itu bisa.barang barang peninggalan disini itu (Pulau Penyengat) mana,? Walaupun kerajaan Siak itu ada hubungan nya dengan disini.Siak itu terpelihara dan bagus.Yang nama barang barang peninggalan sejarah itu seharusnya ada.ini tak ada, apa mungkin barang barang itu balek ke Daik itu semua? Artinya, di ambil oleh ahli warisnya. Karena ada hubungan nya juga dengan kerajaan Daik,” cerita dia menambahkan.

“Kalau tak ada anggaran, ya buatkan lah kebijakan anggaran nya yang bersifat sosial berupa peduli kepada peninggalan sejarah. Pasti banyak orang yang untuk menyumbang. seperti sumbangan berupa semen, atau cat kah.itu kalau pemerintah tak mampu,” timpal nya.

Padahal kata dia, masih ada temurun sebagai ahli waris nya disini dari engkau Hamidah yang memang diakui di Pulau Penyengat. namun, kenapa jiwa untuk mencintai peninggalan sejarah nenek moyang sendiri itu tak ada terlihat. Dibalik itu, kalau diakui sebagai ahli waris, seharusnya mereka dapat berbicara sebagai corong ke pemerintah.

Pantauan awak media disana, untuk di pulau penyengat sendiri, bantuan dari pemerintah hanyalah pembangunan jalan berupa semenisasi dari pemprov Kepri.

Editor I Abdul Az
Reporter I Iwan

W3.CSS

Advertistment


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *