DKP Akui Stok BBM Subsidi Nelayan Sangat Kecil, Hingga Kades Jualan Seharga Rp12.000 sampai Rp14000

DKP Akui Stok BBM Subsidi Nelayan Sangat Kecil, Hingga Kades Jualan Seharga Rp12.000 sampai Rp14000
Sumber foto : Kupas tuntas

Harianteks.com | MOROTAI- Kepala Desa Towara Kecamatan Morotai Jaya, Kabupaten Pulau Morotai, diduga membuka bisnis BBM subsidi Pertalite dan menjual kepada nelayan dengan harga Rp12.000 hingga Rp14.000 per liter.

BBM subsidi tersebut diketahui merupakan program dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulau Morotai, rupanya diperjualbelikan oleh kepala Desa Towara di wilayah setempat.

Bacaan Lainnya

Advertisement

Dalam wawancara media pada beberapa waktu lalu. Kepala Desa Towara Sofyan Ishak menyebutkan, terkait BBM Subsidi Pertalite itu ia jual seharga 12 ribu rupiah per liter kepada nelayan di Desa.

Hal ini diketahui saat dirinya mengungkapkan bahwa BBM subsidi Pertalite itu di ambil ke SPBN Desa Daeo Majiko dengan harga sesuai HET Rp10.000.

Akan tetapi, ketika ditanya mengenai pengambilan BBM subsidi menurut Sofyan awalnya ia ambil ke sub agen di Bere-bere atas nama Rusli Boga sebanyak 200 liter tetapi hanya sekali.

“Sesuai HET 10 ribu rupiah itu Rusli Boga punya karena pakai terus saya ambil. Tapi kurang lebih tiga bulan sekarang mereka sudah tidak kasi lagi,”jelasnya.

Selain itu, kata Kades pernah juga mengambil minyak 1 drum kepada Labaino yang punya usaha BBM juga di Bere-bere Kecamatan Morotai Utara.

“Tapi itu sudah 4 bulan lalu tahun 2023 saya ambil ke dia minyak Pertalite 1 drum 200 liter seharga Rp15.000 per liter, sekarang Labaino sudah bisnis Pertamax,”paparnya.

Namun ketika dua nelayan datang dan membeli minyak kepadanya dengan harga 14 ribu rupiah sesuai dengan laporan yang diterima oleh wartawan.

Meski begitu menurut Kades, kalau penjualannya dengan harga 14 ribu itu karena sudah dicampur mengunakan Oli, satu penutup 2.000 ribu rupiah.

Sofyan membeberkan, pengambilan minyak untuk usahanya baru tiga kali bahkan ia pun menyuruh wartawan untuk mencari oknum-oknum pebisnis BBM subsidi yang lain.

“Cek minyak nelayan di desa-desa siapa-siapa dia punya orang. Yang kalian cari itu orang yang bertahun-tahun mereka jual di Kios-kios. saya cuma tiga kali saja kok,”ujar Sofyan kepada wartawan.

Masita Lohor, Kepala Bidang Dinas Perikanan dan Kelautan, mengatakan Harga Eceran Terendah itu Rp10.000. Selain itu kalau Desa2 yang jauh dari SPBN bisa dengan harga Rp10.500 dan Rp11.000

Namun, jika kedapat lebih dari itu maka mereka sudah melanggar ketentuan HET. Jadi kami akan Menindak sesuai ketentuan.

Alasan lain disampaikan Masita Kepada Harianteks.com lewat Wawancara beberapa hari lalu, Masita mengaku Stok BBM Subsidi Nelayan Jenis Pertalite sangat sedikit

Bahkan SPBN Bere-bere itu 2 bulan kosong, yaitua Bulan Februari dan April. Ditambah lagi dengan biaya operasional pengawalan kami kosong, sehingga banyak masalah dilapangan kadang kita tidak tahu.

Ditambah lagi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Kabupaten Pulau Morotai, Yopy Jutan, memaparkan hal uang sama denga Masita.

Penjelasan Yopy, dengan Rilisnya lewat Via WhatshApp, kepada Harianteks.com, menegaskan harga HET itu Rp10.000, dan paling tinggi itu Rp10.500 sampai Rp11.000, dan tidak bole lebih dari itu.

Editor : Abdul
Reporter : Ode

W3.CSS

Advertistment


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *