Festival Gurindam 12 Purnama di Pulau Penyengat Kembali di Gelar

Foto: Pembukaan Acara Festival Gurindam 12, di Pulau Penyengat.


LIPUTAN I Tanjung Pinang

Harianteks.com,TANJUNG PINANG_Festival Gurindam 12 Purnama resmi di buka di depan halaman istana kantor kerajaan pulau penyengat, Kota Tanjung Pinang pada, Jumat (02/12/2022) malam.

Acara tersebut berlangsung dua hari hingga tanggall 4 Desember mendatang. Pagelaran kesenian tradisional malam itu dihadiri dari beberapa sanggar seni dari luar daerah seperti Jawa Tengah, Lampung, Riau, Kalbar sampai menuju negara tetangga Singapore.

Hal itu dikatakan Yudi Tanker selaku ketua panitia acara.

“Ini Event yang ke 6 kali nya di pulau penyengat dan rencana nya dua hari kita gelar,” ujar Yudi.

Gurindam 12 merupakan program tahunan yang selalu di kibar kan di pulau penyengat. Selain pertunjukan sanggar tarian adat tradisional dari masing- masing daerah, acara ini di isi juga dengan lantunan puisi dari tiap peserta.

“Disparbud hanya sponsor, semua ini dana masing masing. Mulai dari kunjungan tamu di tiap daerah sampai kesini. belum ada perhatian khusus dari pemerintah akan kegiatan ini,” tukasnya.

Di kegiatan itu, Salah satu warga yang hadir di lokasi menyebut bahwa, panggung kesenian sanggar yang di adakan tampak sederhana. penerangan lampu pun seadanya.

“Kegiatan itu berkat kerja keras dan motivasi dari ketua panitia dan tokoh masyarakat setempat,” kata Bang Man, panggilan sehari hari nya.

Sepengetahuan dia, kunjungan tamu dari luar daerah di sanggar kesenian terpanah akan kondisi bekas peninggalan Kerajaan dahulu. Tampak lebur seakan tak terawat bangunan tersebut.

“Disparbud hanya sponsor, semua ini dana masing masing. Mulai dari kunjungan tamu di tiap daerah sampai kesini. belum ada perhatian khusus dari pemerintah akan kegiatan ini,” tukasnya.

Menurutnya, Gurindam Dua Belas adalah suatu karya sastra yang dibuat oleh Raja Ali Haji, seorang sastrawan dari Kepulauan Riau yang menggunakan berbahasa Melayu Kuno dengan ciri khas banyaknya istilah tasawuf, kata-kata kiasan dan metafora. Karya ini terdiri dari dua belas pasal dan dikategorikan sebagai “Syi’r Al-Irsyadi” atau puisi didaktik karena berisikan nasehat atau petunjuk hidup.

“Heran juga, dari semua pertunjukan sanggar menggunakan dana sendiri. Pemerintah sendiri tak memperhatikan kegiatan yang di buat selama ini, apalagi tempat ini bersejarah,” ungkap nya.

Dia dan warga lain nya di pulau penyengat memiliki penilaian yang sama lantaran kurang terawat nya istana kantor. padahal ini adalah salah satu situs peninggalan yang harus di jaga dan dilestarikan.

Editor I Abdul Az
(Red)…

W3.CSS

Advertistment


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *