DLH Kota Batam memberikan jawaban kepada masyarakat dalam acara pelatihan Ecoenzym,//Ist.
Harianteks.com – Komunitas Kota Hijau Mangsang atau biasa di sebut Green City Mangsang kembali menggelar acara Pelatihan Ecoenzym. Kegiatan ini merupakan acara yang di dinanti masyarakat dalam menjawab solusi dari DLH Kota Batam pada, Jumat 12 Juli 2024 lalu.
Acara susulan ini berupa pelatihan Ecoenzym dengan mengundang narasumber seorang aktifis, Thomas AE sebagai penggiat Ecoenzym.
“Ecoenzym adalah produk sejuta manfaat yang di buat dari sisa organik rumah tangga berupa kulit buah dan potongan sayur yang tidak terpakai. Organik lainnya yang tidak bisa dijadikan Ecoenzym dapat di masukkan ke lobang biopori untuk kemudian dijadikan kompos,” kata Thomas AE, memberi penjelasan kepada masyarakat Mangsang, Senin (29/07/2024).
Dalam materi yang di sampaikan Thomas AE. Ia memperkenalkan Therapy Detox Ecoenzym kepada Komunitas Kota Hijau Mangsang ini sebagai Therapy detoksifikasi tubuh untuk salah satu manfaat Ecoenzym.
Therapy ini menggunakan dengan cara merendam kaki selama 45 menit dengan air hangat yang kemudian di campur ecoenzym.
Syarat untuk melakukan detok ecoenzym ini adalah tidak boleh mengenakan barang yang memiliki unsur logam di badan seperti cincin, ikat pinggang dengan kepala logam dan HP. Setelah itu setengah badan ke bawah wajib di bungkus rapat dengan menggunakan sarung atau sejenisnya
“Memang untuk awal masih belum langsung terasa.Tetapi setelah rutin seminggu sekali, manfaatnya akan sangat terasa. Saya sudah usia 1,5 tahun lagi akan masuk 70 tahun merasakan betul manfaat therapy ecoenzym ini. Sampai sekarang badan saya terasa masih sehat dan energik dan masih mampu jogging selama 30 menit setiap hari, ” ujar nya.
Perlu diketahui, Ecoenzym selain bermanfaat untuk kesehatan ternyata juga ampuh untuk meningkatkan hasil pertanian. Manfaat lain adalah ecoenzym mampu memurnikan udara termasuk juga memurnikan air. Jika di tuang ke bak mandi dalam takaran tertentu, ecoenzym mampu memurnikan air di bak mandi tersebut.
Ecoenzym juga bisa untuk menangani berbagai jenis penyakit kulit dan mengeringkan luka dengan cepat serta memiliki kemampuan untuk menyerap radiasi.
Di acara itu, Ketua Komunitas Kota Hijau Mangsang, Zanuar Maulana Arif merasa bersemangat karena telah membangkitkan kembali aktifitas pilah sampah yang sudah terlaksana pada tahun 2020 akhir.
Tentunya, kondisi objektif saat ini di mana masalah sampah adalah isu lingkungan dunia memanggil kami untuk turun kembali dengan tema menjawab solusi sampah Batam.
“Jadi tahun ini kami sudah masuk tahun ke 4 ( Empat) secara mandiri melakukan aktifitas lingkungan terkait sampah bersama masyarakat, ” sebut Arif.
Rupanya, manfaat sampah dari rumah tangga kalau dapat mengelolanya dengan baik manfaat nya sangat luar biasa. Pelaksanaan nya tidak begitu sulit. Apalagi biayanya pun tidak mahal, cukup menggunakan ember bekas dan sisa organik bekas rumah tangga.
“Saya yakin semua bisa, dan jika ini dilakukan seluruh masyarakat di Batam maka solusi sampah Batam akan teratasi, ” tukasnya.
Dalam satu tahun ke depan, Pihaknya pun telah menargetkan satu ton Ecoenzym yang akan di gunakan untuk menyiram Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di Punggur, Kelurahan Kabil.
“Jika dibiarkan dengan kondisinya sekarang, maka TPA Punggur ke depannya dapat menjadi bencana lingkungan dahsyat di Batam. Potensi penyebaran bibit penyakit bisa terjadi. Maka perlu sekali untuk memurnikan udara di TPA tersebut sebagaimana di lakukan di daerah Bali dan daerah lainnya yang sudah menyiram TPA dengan Ecoenzym,” terangnya.
Menjalankan target tersebut, upaya sosialisasi dan edukasi mulai di jalankan. Komunitas Kota Hijau Mangsang merangkul Bapro Fun Sharing and learning sebagai mitra untuk menjalankan proses edukasi baik di segala unsur masyarakat sampai ke Industri.
“Kami juga dalam tahapan ini menghimbau para pelaku usaha yang hidupnya dari sampah non organik seperti botol, kardus, minyak jelantah dan lainnya termasuk Bank Sampah yang jumlahnya ada 200 unit di Kota Batam untuk terlibat dalam penanganan organik di seluruh wilayah kota Batam. Naif rasanya mengambil keuntungan ekonomi dari jenis sampah tertentu, sementara sampah organik di biarkan tanpa penanganan, ” pungkasnya.
“Selain itu para pelaku usaha dan industri sebagai penyumbang sampah mulai dari pabrik, hotel, restoran, rumah makan sudah saatnya mulai menerapkan masalah penanganan organik. Kelompok ini perlu dilibatkan untuk ikut bersama mengatasi masalah lingkungan yang berjudul sampah ini. Bahkan jika petlu, kita akan advokasikan agar penanganan sampah di kelompok usaha ini menjadi kebijakan berkekuatan hukum,” tambah Arif.
Sementara, Kabid Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) Kota Batam, Eka Suryanto SE yang juga hadir dalam acara Komunitas Kota Hijau Mangsang menyambut baik dan merespon positif kegiatan tersebut.
Ia juga mengikuti sistem Therapy Ecoenzym dengan balutan setengah badan hingga ke bawah di bungkus menggunakan sarung. Hasil nya sangat memuaskan dan terasa lebih ringan di badan.
“Saya baru tahu ada kegiatan ini di Puri Agung 4 tahap 2. Untuk itu kita akan jadwalkan sosialisasi sampah berikutnya agar lokasi perumahan ini menjadi bagian dari rangkaian sosialisasi pilah sampah yang saat ini sedang kita galakkan di kota Batam, ” tutup Eka singkat.
Acara ini didukung penuh oleh Ketua RT 05 RW 21 Puri Agung 4 tahap 2 Dhani Haris, di hadiri perangkat RT nya bersama warga dan PKK Srikandi 45, Tokoh Masyarakat Sei Beduk Bapak Suparno, Mahasiswi KKN dari UIN Susqa Pekanbaru, tokoh masyarakat Bengkong Bapak Karim Abue, Ketua DKM Mesjid Ainul Yaqin Bapak Wafa, Ketua RT 05 RW 21 Bapak Amin. Acara di pandu oleh Agus Supriyanto yang juga di kenal sebagai instruktur di Akademi Melayu Dermawan. ***