Kurangnya Hasil Tangkapan Nelayan Natuna di Masa Musim Pancaroba

LIPUTAN I Natuna


Harianteks.com,NATUNA_Musim pancaroba setiap tahun selalu ada yang membuat nelayan enggan untuk melaut ,rabu (23/11/22)

Ada di Natuna beberapa daerah yang tidak melaut tepatnya di kecamatan Bunguran barat ,Amir terpaksa tidak melaut di karenakan hasil tangkapan sangat susah dan menurun drastis.

Memang di musim pancaroba saat sekarang ini sangat sulit nelayan mendapatkan hasil tangkapan.

Kalau di hitung biaya oprasional /melaut sangat tinggi di karenakan bahan bakar minyak untuk speed sudah naik tidak seperti dulu masih bisa terjangkau.
Apalagi di musim pancaroba seperti sekarang sangat sulit untuk mendapatkan hasil tangkapan,mengingat perongkosan biaya yang tidak sedikit harus di keluarkan untuk operasinalnya.

Pulang hari saja nelayan harus mengeluarkan modal yg tidak sedikit, sedangkan hasil penangkapan sangat menurun.

Dan untuk sekali melaut belum tentu dapat hasil kerja bisa maksimal, kadang untuk mendapatkan hasil tangkapan yang pas pasan saja sulit, terkadang pulang tidak mendapatkan hasil dan tekor di perongkosan,ujarnya.

Sebagai bahan pertimbangan untuk biaya nelayan pulang hari saja begitu besar yg harus di keluarkan.

Biaya BBM jenis solar kurang lebih sekitar ; 25 ltr s/d 30 liter perhari untuk sekali melaut belum lagi es batu 15 s/d 20 balok es untuk pengawet agar ikan hasil tangkapan tidak cepat membusuk supaya tetap segar ,untuk biaya ransum makan selama di laut,dll

Harga BBM di pengencer Rp 7200 ×30=Rp 216.000,Es batu 20× Rp 2500=Rp 50.000, ransum dll Rp 70.000 jadi total keseluruhan untuk sekali melaut rp.336.000 rupiah

Dengan biaya sebesar itu di musim pancaroba ini tidak mungkin bisa melaut ,sebab biaya yang di keluarkan cukup besar

Amir mengatakan tidak melaut karena sudah beberapa kali tekor di perongkosan alias tidak balik modal,boro boro untung yang dapat malah rugi.
Bukannya saya malas pergi melaut tapi kalau rugi terus lebih baik saya di rumah saja ujarnya.

Kalau di daerah kepulauan Natuna ada beberapa musim berbeda dengan tempat lain.

Maka banyak nelayan yang sengaja tidak pergi melaut ,disebab kan karena musim yang berubah ubah setiap waktu

Ada musim Utara seperti sekarang ini yang di kenal musim sangat ekstrim di laut Natuna Utara bulan November sampai February
Ada lagi musim pergantian musim iya itu musim pancaroba

Kalau musim Selatan di kenal musim Selatan Air putih gelombang besar dan angin kencang dan air laut di dekat pulau pulau keruh , itulah di sebut Selatan air putih
Antara bulan Aguatus sampai masuk bulan novemper.

Jika musim Timur terkenal dengan musim teduh 44 hari dari bulan Maret samapai Mei.

Masuk musim Barat terkenal seringkali terjadi hujan di sertai angin yang lebat antara bulan Juni sampai Agustus.

Amir mengatakan tidak jarang nelayan terkena badai angin kencang di laut tapi itulah sudah menjadi resiko menjadi seorang nelayan .

Dalam keterangannya ia menyebutkan bahwa kalau di hitung dari perongkosan dengan hasil yang ia dapat tak sebanding .

Dengan lamanya beliau melaut sampai empat hari bekerja , tiga hari tiga malam perjalanan pergi pulang.

Editor I Abdul Az
Reporter I Djoko Supriyanto

W3.CSS

Advertistment


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *