Harianteks. com | JAMBI – Sebanyak 32 pelajar di Kota Jambi ditangkap polisi karena terlibat aksi tawuran menggunakan senjata tajam. Tawuran ini terjadi akibat saling ejek di media sosial.
Wakapolresta Jambi, AKBP Nurhadiansyah, menjelaskan bahwa para pelaku tawuran ini ditangkap di dua lokasi berbeda, yakni kawasan Tanjung Lumut dan Jalan Gatot Subroto. Aksi tawuran yang berlangsung pada Jumat (22/11/2024) siang itu meresahkan masyarakat karena dilakukan di tempat ramai.
“Setelah dilakukan penyelidikan, kami berhasil mengamankan 32 pelajar yang terlibat tawuran tersebut. Dari Tanjung Lumut ada tiga pelaku yang diamankan, sementara dari Jalan Gatot Subroto ada 29 pelaku,” ujar Nurhadiansyah dalam konferensi pers, Selasa (26/11/2024).
Nurhadi menjelaskan, penangkapan para pelajar ini berawal dari analisis video amatir warga dan rekaman CCTV di sekitar lokasi tawuran. Dari hasil identifikasi, beberapa pelaku berhasil ditangkap, yang kemudian berkembang ke puluhan pelajar lainnya.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tawuran tersebut dipicu provokasi di media sosial. Kedua pihak yang berseteru saling mengejek hingga memutuskan bertemu dan melakukan aksi tawuran.
“Penyebabnya karena provokasi di media sosial. Mereka memutuskan bertemu dan terjadilah tawuran ini,” jelas Nurhadi, yang juga mantan Kapolres Pesisir Selatan.
Hingga saat ini, 32 pelajar tersebut masih diamankan oleh pihak kepolisian. Mengingat mereka masih di bawah umur, polisi berencana menerapkan mekanisme restorative justice. Langkah ini melibatkan orang tua dan pihak sekolah agar para pelaku mendapatkan pembinaan yang sesuai.
“Tindak lanjutnya akan menggunakan pendekatan restorative justice demi masa depan anak-anak. Kami juga mengundang orang tua dan pihak sekolah untuk bersama-sama bertanggung jawab atas pendidikan karakter mereka,” kata Nurhadi.
Nurhadi menambahkan, Polresta Jambi telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah kenakalan remaja dan geng motor. Langkah-langkah ini meliputi patroli di jam rawan malam hari dan sosialisasi di sekolah-sekolah. Namun, ia menegaskan pentingnya peran orang tua, guru, dan masyarakat dalam membimbing remaja.
“Kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi masalah ini. Terima kasih juga kepada warga yang memberikan informasi melalui rekaman video sehingga kami bisa segera bertindak,” tutup Nurhadi.
Tawuran ini menjadi pengingat bahwa kenakalan remaja perlu ditangani secara menyeluruh, melibatkan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.(*)
Editor : Benny