MENGENAL HALSEL LEBIH DEKAT DAN MENDENGARKAN CERITA PROGRAM BENNY LAOS DARI KAMPUNG KE KAMPUNG.

Oleh: Zulham (Pemerhati Sosial)

Morotai, Harianteks.com – Halmahera Selatan memberikan catatan cerita tersendiri bagi saya, selama saya berada disana. Mulai dari teman baru dan mengenal lebih dekat suasana kampung yg saya kunjungi.

Misalkan di Desa Wayaua Kecamatan Bacan Timur, Selatan, sebagai ibu kota kecamatan. Alam memanjakan mata dengan lautnya yg begitu indah dan di hiasi panorama gunung yg menjulang tinggi. Tetapi syaang di balik panorama alam yg indah tersimpan sisih infrastruktur yg belum memadai, terutama jalan di pusat ibu kota kecamatan sebagian belum di hotmix, bahkan bangunan puskesmas pun masi terlihat sederhana, beda dengan yg saya liat di Morotai puskesmas di ibu kota kecamatan infrastruktur nya terlihat megah.

Bahkan yg menyesahkan hati ketika musim hujan adalah jalan penghubung dari desa wayaua sebagai pusat ibu kota kecamatan menuju ke desa tetangga seperti Desa tabagame kita harus memiliki 1000 nyali untuk meneyebrangi banjir. Tak hanya itu, ketika kita mau menuju ke desa silang kita juga harus memiliki nyali dengan medan jalan yg rawan karena belum di hotmix.

Dan yg membuat saya merasa terkejut, ketika saya berkunjung ke Desa Taba Jaya. Disana jaringan internet Telkomsel tak berlaku pada wilayah Desa Taba Jaya, karena menggunakan jaringan XL. Sedangkan di Desa Wayaua menggunakan jaringan internet telkomsel. padahal jarak Desa Taba Jaya dan Desa Wayaua sebagai ibu kota kecamatan kurang lebih 2 (dua) kilo meter.

Selain dari berkunjung di Kecamatan Bacan Timur Selatan. Saya pun berkunjung ke kecamatan Bacan Timur Tengah dan Kecamatan Bacan.

Kecamatan Bacan Timur Selatan tepatnya di Desa Bibinoi tempat kelahiran mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, disana panorama alam yg memanjakan mata menarik perhatian tersendiri. Terutama panorama laut depan Desa Bibinoi. Akan tetapi di balik panorama laut yang indah, ada panorama infrastruktur yg terbengkalai yg seakan pemerintah menutup mata.

Pertama, Infrastruktur yg terbengkalai ini adalah jembatan yg tak terurus dan sebagian papanya sudah terlepas, yg itu bisa membahayakan bagi warga yg melewatinya dan terkesan mubajir.

Kedua, infrastruktur jalan penghubung Desa Bibinoi tempat kelahiran mantan gubernur Abdul Gani Kasuba ke Desa tetangga seperti Desa Tabapoma, Desa Tutupa,dll, sangat memprihatinkan. Karena untuk menempuh ke Desa tetangga, harus memiliki keberanian dan penguasaan medan, apalagi saya sebagai org baru tentunya was was dengan kondisi medan yg belum saya kuasai. Pasalnya selain dari akses jalan yg belum di hotmix. kita juga harus menerobos banjir dikarenakan jembatan penghubung tidak ada.

Kondisi jembatan penghubung yang belum ada dan fasilitas jalan penghubung yang belum di aspal mengancam keselamatan warga itu mulai dirasakan semenjak pertengahan periode pertama Muhammad Kasuba (MK) menjadi Bupati Halmahera Selatan, pada 2006 lalu.

Setelah berkunjung di Kecamatan Bacan Timur Tengah. saya pun melanjutkan perjalanan ke wilayah Kecamatan Bacan dan itu memakan waktu yg cukup. Karena saya harus menyapa dari desa ke desa, apalagi Kecamatan Bacan memiliki jumlah Desa kurang lebih 14 Desa.

Akan tetapi, ada beberapa Desa yang menyita waktu saya untuk beristirahat kurang lebih 60 Menit dengan bonus menyeruput steguk kopi di rumah warga yg saya singgahi. Yaitu Desa Belang-Belang, Desa Sumahe dan Desa Kaputusang.

Di Desa Belang-Belang, Desa Sumahe dan Desa Kaputusang memiliki panorama alam laut yg tak kalah jauh dari Desa-Desa sebelumnya yg saya kunjungi. Akan tetapi di balik panorama yang indah tak di barengi dengan infrastruktur yang memadai seakan pemerintah daerah menutup mata.

Seperti halnya infrastruktur jalan dalam Desa Belang-Belang, Desa Sumahe dan Desa Kaputusang dengan kondisi Desanya yg belum ada akses jalan aspal di dalam Desa.

Bahkan dari Desa Kaputusang ke Desa tetangga Kecamatan lain belum memiliki akses jalan aspal. Sehingga warga yang mau ke Desa tetangga Kecamatan lain, sebagian harus menggunakan jalur laut. Karena kondisi akses jalan yg belum di aspal dan rawan.

Bahkan di beberapa Desa di atas yg saya kunjungi masi banyak rumah kumuh yg semestinya mendapat perhatian pemerintah daerah Halmahera Selatan.

Seperti halnya yang ada di kabupaten Pulau Morotai. Setiap Desa dan setiap tahunnya Warga yg tak mampu di berikan bantuan rumah dengan klasifikasi bangun baru dan perehapan, serta dapur sehat. Yang itu merata di setiap Desa.

Informasi dan bebrbagai cerita Program mantan Bupati Benny Laos yg ada di Mortai ini, sudah merembet sampai ke telinga masyarakat Halmahera Selatan. Bahkan setiap kali saya bercakap dengan warga Desa yg saya kunjungi. Pasti mereka akan menyampaikan “Pk Benny Laos mantan Bupati Morotai itu punya program bagus ee.. paitua membantu masyarakat kecil, torang di halsel jugan ingin pemimpin yg punya program dan seperti kaya Pk Benny Laos, biar torang punya daerah maju.” Ungkapan ini secara spontan keluar, ketika mereka menayakan “Ade dari mana ?” Dan saya menjawab “Saya dari Morotai.”

Hal yang senada juga di sampaikan oleh Shabat saya yang juga berdomisili di Halmahera Selatan Kecamatan Obi laiwui. Iya mengatakan “Program Benny Laos torang so dengar sampai di obi. Dan seandainya program di halsel seprti program Benny Laos pasti Halsel Maju.” Lanjutnya ” Sama dengan torang di obi pembangunan infrastruktur terasa di imarjinalkan. Nanti Bupati Usman baru jalan obi bisa di aspal. “Tutupnya.

Disini tak bermaksud untuk saling menyindir atau apapun. Akan tetapi Keterpanggilan Dan share pikiran terkait dengan ples mines nya kebijakan setiap pemimpin di daerah, untuk memberikan rasa peduli terhadap sesama warga Maluku Utara demi kesehjatraan itu wajib.

Perlu ketahui, Halmahera Selatan adalah salah satu kabupaten yg berada di Provinsi Maluku Utara, yg di mekarkan menjadi daerah otonom pada tanggal 9 juni 2003. Kini pemerintahan Halmahera Selatan sudah berusia 21 Tahun.
Halmahera Selatan juga memiliki cakupan wilayah yg teridiri dari 30 (tiga puluh) kecamatan, dan 249 Desa.

Semoga kedepan Halsel bisa lebih baik dari hari ini. Amin. (Ode)

Advisor

MENYAMBUT HARI LAHIR PANCASILA DI TENGAH PERGULATAN POLITIK, PILKADA MALUKU UTARA
(Oleh: Zulham )
____________________

Morotai | Harianteks.com — Menghitung hari kita akan menyambut hari lahir pancasila yang jatuh pada tanggal 01 juni 2024 yang juga tak terlepas dari suasana tahun politik pemilihan kepala daerah di Maluku Utara, yang tahapannya sudah berjalan sejak 26 Januari sampai dengan 16 Desember 2024 berdasarkan PKPU No 02 Tahun 2024 Tentang Tahapan dan Jadwal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota.

Dalam menyambut hari lahir Pancasila, kita tak sekedar menjadikan kegiatan seremonial belaka. Karena, selain dari menyambut hari lahir nya pancasila, kita juga di perhadapkan dengan momentum politik pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah yg tentunya memiliki arus pergulatan politik yg hebat.

Mulai dari kita di perlihatkan dengan ramainya para calon yg di apload di sosial media oleh setiap pendukung dan simpatisan, bahkan baliho para calon sudah mulai terpajang pada ruang publik, serta adu argumen di media sosial antar pendukung yg melangit.

Maka untuk itu dengan hari lahir nya pancasila menajadi medium refleksi yg tak sekedar refleksi. Tertapi, kita juga dapat mampu dalam mengatualisasikan nilai historis dan filsofis sebagai kompas dasar agar kita dengan tak mudah terjebak pada gaya poltik yg melahirkan politik identitas agama, ras dan etnis, dalam momentum pilkada Maluku Utara nanti.

Politik indentitas sering kali di halalkan dan diperjualbelikan di saat proses Pemilihan Kepala Daerah tiba untuk menekan peserta pemilih dalam meraut kemenangan politik. Akan tetapi, yang harus kita sadari bahwa praktek politik identitas pada setiap momentum politik justru berdampak pada perpecahan, yang sejak lama tak diinginkan oleh para pendiri bangsa.

Pembelajaran penting dari pendiri bangsa yg patut kita teladani dalam perumusan Pancasila, yakni, Redaksi sila pertama dalam rumusan dasar negara yang disusun oleh panitia sembilan yang lazim disebut sebagai “Piagam Jakarta” akhirnya dianulir karena hanya merepresentasikan agama tertentu, sedangkan sejatinya bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural dan terdiri atas beragam agama dan keyakinan.

Penghapusan tujuh kata dalam “Piagam Jakarta” dan digantikan menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” merupakan wujud rasa menghargai keberagaman, mengedepankan persatuan dan kesatuan, serta mengindari perpecahan.

Kedua, poltik indentitas ras dan etnis serta putra daerah itu telah di selsaikan sejak sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yg di mana telah di ikrarkan putra dan putri Indonesia bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu, yg dapat dimaknai sebagai kompas memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dan menghilangkan rasa kedaerahan yg selalu menjadi penghalang rakyat Indonesia untuk bersatu demi kepentingan bangsa dan negara.

Dari sini kita dapat mengetahui dan menyadari bahwa batapa pentingnya dalam mengingat sejarah. Seperti yang di katakan Founding Fathers kita “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak melupakan akan sejarahnya”

Semoga dengan hari lahirnya pancasila menjadi medium refleksi terhadap aspek historis dan filsofis yg mampu mengatualisasikan nilai nilai pancasila dalam aktivitas kehidupan politik. Agar kita dapat lebih mementingkan kepentingan persatuan bangsa dari pada kepentingan poltik kelompok yang sering terkontaminasi dengan budaya isyu politik identitas, agama, ras, dan suku.

“SELAMAT HARI LAHIRNYA PANCASILA YANG KE 79”

(Ode)

Tidak Ada Pos Lagi.

Tidak ada laman yang di load.