Ilyas 53 Tahun Staf kelurahan Wirotho Agung Rimbo Bujang, Wafat di Ruang Kerja

Reporter : Endita Ms

Harianteks.com I TEBO – Kisah pilu dan histeris di alami para sahabat alm Ilyas satu ruang kerja di gegerkan, secara tiba-tiba, mendadak teman sejawat wafat dalam hitungan menit, usai beliau alm mengatakan sesak Napas ku dan langsung tertegun seperti layaknya orang bersujud.

Bacaan Lainnya

Advertisement

Nanik salah satu dari sekian banyak teman kerjanya yang terkesan paling dekat hari-harinya, benar menghadapi kepergian alm Ilyas, saat peristiwa berlangsung alhamdulilah sudah pada hadir teman kerja yang lain. ada Dwi prastiyo, Dani dan wawan. alhamdulilah saat itu ada teman kerja laki-laki, meskipun panik kian memuncak bercampur sedih teriakan yang tak tentu arah seakan, serasa mimpi, ujar Dwi prastiyo. Saat di temui awak media Harianteks, meski kondisinya masih sok sesungguh nya belum mampu untuk memberikan keterangan atas wafatnya alm Ilyas. Pungkasnya.

Alm Ilyas semasa hidupnya sangat di kenal oleh temen-temen seorang humoris, penyayang sesama teman kerja dan ramah setiap melayani masyarakat yang akan membutuhkan kelengkapan administrasi darinya. Ungkap tokoh pemuda ini ungkap mas Heru yang akrab sapaan sehari-harinya. di sela kerumunan orang banyak pujian ini terus banyak di ucapkan baik dari tetangga handai taulan termasuk mantan atasannya saat almarhum bertugas semasa hidupnya. Dihadapan awak media saat kami meliput persiapan pemakaman di kampung halaman nya. Didesa Tanah Periuk Kecamatan Tanah Sepenggal Kabupaten Bungo.

Di tempat terpisah Lurah Wirotho Agung. (Bambang) menyampaikan rasa kehilangan atas wafatnya
Almarhum Ilyas, saya sudah mengenal beliau cukup lama, sebagai sesama abdi negara, cuma beda tempat, walau akhirnya di pertemukan Tuhan satu atap. Selaku atasan di kantor Kelurahan Wirotho Agung, betul-betul merasa sedih dan terharu.

Saat awak media, ta’ jiah mengunjungi rumah kediaman duka, ada beberapa tokoh masyarakat Rimbo Bujang yang mengungkapkan rasa kekecewaan atas kurangnya perhatian dan tanggung jawab seorang Camat Rimbo Bujang yang tidak hadir turut mengantarkan Jenazah ke kampung halaman, yang jaraknya tidak terlalu jauh antara Rimbo Bujang dan Tanah Periuk jika kita tarik jarak tempuhnya hanya berkisar sekitar 25 km atau 30 menit kecepatan kendaraan standar sementara masyarakat berduyun-duyun turut memberikan belasungkawa pada alm. Kekecewaan ini tidak habis di rumah duka, namun berkumandang kemana-mana, ungkap para tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh agama.

Masih dari seputar isu tidak di ikuti Camat Rimbo Bujang Tuslam, Spt. Msi. padahal Beliau Camat itu melihat saat Jenazah masih di Puskesmas Rimbo Bujang. Sempat pulak beberapa temen kerja almarhum, mengingatkan pada pak Camat, untuk menyampaikan pesan terakhirnya. Namun jawab Camat” ya udah langsung aja berangkat jawabnya. Dari hal yang dinilai sangat sepele ini ternyata menyimpan luasnya luka di hati masyarakat Rimbo Bujang. Tegas tokoh ini yang enggan di sebut namanya.(Red)

Editor : Benny

W3.CSS

Advertistment


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *